Cara
Budidaya Ternak Belut
Belut merupakan salah
satu sumber protein hewani yang sangat digemari banyak orang saat ini, dahulu
di tahun 60-an masyarakat hanya mengenak belut sawah atau belut liar, sehingga
sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi belut setiap hari. Saat ini sudah sangat
banyak orang yang membudidayakan belut ini sehingga belut dengan mudah dapat
dijumpai di pasar. Budidaya belut ternyata tidak sulit, dan tidak membutuhkan
lahan yang luas, dengan media tong saja belut sudah dapat dibudidayakan dalam
jumlah yang besar.
Budidaya belut lebih
mudah daripada memelihara ikan, apakah itu sebagai ikan ternak ataupun hanya
sekedar ikan peliharaan. Saat ini hanya masalah bibit saja yang menjadi kendala
utama dalam budidaya belut, sulitnya mendapatkan bibit ini juga membatasi
jumlah peternak belut saat ini. Bibit belut ini dapat diambil langsung di alam
atau bisa juga dibeli di pembibitan belut. Namun pembibitan belut secara
komersil saat ini sanagt sulit ditemukan, bahkan mungkin belum ada di daerah anda.
Lokasi ideal budidaya belut
Belut dapat dipelihara
di semua jenis daerah, baik dataran tinggi maupun rendah, baik daerah dengan
curah hujan tinggii maupun curah hujan rendah. Hal ini wajar saja karena padi
bisa tumbuh di semua daerah, setiap ada sawah yang bisa ditumbuhi oleh padi
maka daerah itu kemungkina besar dapat dijadikan sebagai lokasi budidaya belut.
Begitu juga dengan kondisi air, syarat budidaya belut hanyalah terdapat air
bersih dalam artian bersih dari pencemaran limbah pabrik, pestisida dan
detergen. Suhu 25-31°C adalah suhu terbaik untuk membudidayakan belut. Kondisi
air yang bersih ini terutama untku anak belut atau sering disebut dengan bibit,
ukuran bibit yang baik antara 1 – 2 cm. ketika belut sudah tumbuh dewasa maka
kondisi air tidak lagi menjadi masalah karena umumnya belut dewasa dapat hidup
di air yang keruh (akibat lumpur).
Berikut ini bahan-bahan yang diperlukan
untuk budidaya belut secara sederhana:
Wadah kedap air,
seperti tong, plastik yang berupa wadah, bak semen kolam tanah yang dilapisi
plastik dan sebagainya. Untuk ukuran itu bergantung pada jumlah / populasi
belut yang akan anda budidayakan, minimal kedalaman bak / wadah 60 cm.
·
Tanah lumpur/ lumpur sawah.
·
Pelapah pisang
·
Jerami
·
Pupuk kandang (kuda, sapi, kerbau, dsb.)
·
Bambu
·
Air
·
Peralatan kerja seperti cangkul dll
Cara
memulai budidaya belut
Isi bak atau wadah
dengan lumpur setebal 10 cm selanjutnya letakkan jerami diatasnya setinggi 10
cm juga selanjutnya diatas tumpukan jerami isi dengan pelepah pohon pisang yang
sudah dicincang (sebaiknya pelepah yang sudah layu) ini juga 10 cm, diatasnya
isi dengan pupuk kandang juga 10 cm. Selanjutnya diatas pupuk kandang tersebut
taburi lagi dengan lumpur kurang lebih 5 cm lagi. Isi air usahakan lapisan atas
miring dan yang terendam air hanya 2/3 bagian saja bagian yang tidak terendam
akan menjadi tempat belut bertelur.
Dalam budidaya belut ini kualitas air harus
sangat diperhatikan apalagi di awal kita memasukkan bibit belut ke wadah
budidaya, saat itu air yang digunakan harus benar-benar bersih, bahkan tidak
dianjurkan menggunakan air PDAM yang mengandung kaporit. Sebaiknya untuk awal
budidaya ini gunakan air sungai atau sawah yang bersih dari detergen dan
pestisida. Kualitas air menjadi faktor utama keberhasilan dalam busidaya belut
ini.
BUDIDAYA BELUT SAWAH UNTUK KONSUMSI
Budidaya
belut memang belum banyak dilakukan secara kultur di kolam-kolam karena belut
dianggap kurang diminati konsumen. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kini belut sudah banyak dilirik oleh pelaku agribisnis. Pada
artikel pendek ini, hanya akan dibahas budidaya belut sawah untuk konsumsi,
dengan
masa budidaya selama 2-3 bulan.
Deskripsi Belut Sawah
Tubuh
belut sawah berbentuk bulat panjang seperti ular, tetapi tidak memiliki sisik.
Belut sawah memiliki sirip punggung serta sirip dubur. Sirip-sirip tersebut
berbentuk lipatan-lipatan kulit tanpa jari sirip.
Belut
sawah tergolong binatang hermaprodit protogyni. Daur hidupnya dimulai dari masa
juvenil (hermaprodit), berkembang menjadi belut betina, selanjutnya masuk dalam
masa inter-sex, kemudiian berkembang lagi menjadi belut jantan.
Sistematika
belut sawah :
Kingdom Animalia
Sub-kingdom Metazoa
Phyllum Chordata
Sub-phyllum Vertebrata (Craniata)
Class Pisces
Sub-class Teleostei
Ordo Synbranchoidea
Familia Synbranchidae
Genus Monopterus
Species Monopterus albus
Sub-kingdom Metazoa
Phyllum Chordata
Sub-phyllum Vertebrata (Craniata)
Class Pisces
Sub-class Teleostei
Ordo Synbranchoidea
Familia Synbranchidae
Genus Monopterus
Species Monopterus albus
Lingkungan hidup belut
sawah
Belut
sawah hidup di daerah persawahan dan parit-parit sawah. Belut sawah hidup di
daerah lumpur atau tanah becek sampai kedalaman berkisar 10 cm dengan cara
menggali lubang seperti terowongan berliku dengan pola sarang menyerupai huruf
U. Belut sawah menyukai media dingin sebagai tempat tinggalnya. Suhu optimal
saat budidaya belut sawah berkisar antara 21 – 27 0C. Apabila mengalami
kenaikan temperatur air, maka belut sawah akan meninggalkan tempat tersebut.
Belut sawah mampu hidup di perairan dengan kandungan oksigen terlarut rendah,
karena belut sawah selain bernapas menggunakan insang juga memiliki alat
pernapasan tambahan berupa lipatan-lipatan kulit tipis dalam rongga mulutnya.
Kandungan
gizi belut sawah per 100 gram
Belut
selain rasanya enak dan banyak mengandung vitamin, juga mengandung kalori
tinggi. Dalam 100 gram belut, mengandung kalori 303 gram, protein 14 gram,
lemak 27 gram, kalsium 0,02 gram, besi 0,001 gram, vitamin A 1,6 gram, vitamin
B1 0,0001 gram, vitamin C 0,002 gram serta mengandung air 58 gram.
BUDIDAYA
BELUT SAWAH
Budidaya belut sawah
tidak diperlukan persyaratan khusus seperti budidaya ikan lainnya. Budidaya
belut sawah dapat dilakukan pada kolam kecil maupun besar. Bagian dasar dan
dinding kolam sebaiknya dibuat permanen.
Bak Budidaya Belut Sawah
Bak
yang digunakan untuk budidaya belut sawah berukuran panjang 3m, lebar 1 m,
kedalaman 1,2 m dimana sedalam 0,7 m berada dalam tanah, tujuannya agar media
bak selalu dalam keadaan dingin.
Media
Budidaya Belut Sawah
Media
budidaya belut sawah disusun dari bawah ke atas meliputi lumpur sawah, jerami,
pupuk kandang fermentasi, pelepah pisang, dedak halus, lumpur sawah. Susun
media tersebut tersusun hingga ketebalan 40 cm. Setelah tersusun media
digenangi dengan air dengan ketinggian 60 cm dari dasar kolam, selama kurang
lebih 1 bulan. Tujuannya agar proses pelapukan berjalan sempurna. Sesekali
dilakukan penggantian air agar media memperoleh oksigen terlarut cukup.
Disamping itu penggantian air juga bertujuan untuk menghilangkan buih-buih
hasil pelapukan. Untuk mengontrol apakah proses pelapukan sudah sempurna atau
belum dapat dilakukan dengan memasukkan jentik-jentik nyamuk dalam media.
Apabila jentik-jetik nyamuk tersebut mati, berarti proses pelapukan belum
sempurna.
Setelah
bak beserta medianya budidaya belut sawah selesai dipersiapkan dan dinyatakan
proses pelapukan sudah sempurna, maka penebaran belut dapat dilakukan.
Budidaya
Belut Tahap I
Pada
budidaya belut tahap I, benih yang ditebar berukuran 5 – 8 cm dengan padat
penebaran 150 ekor/m2. Setelah dua bulan dipelihara benih belut sudah berukuran
15 cm. Belut siap dikonsumsi sebagai belut kering (goreng tepung) atau
dipelihara pada pemeliharaan tahap II. Belut ukuran ini sangat sulit ditangkap
karena sudah bisa membenamkan diri dalam lumput. Cara penangkapannya dengan memasang
perangkap (bubu) yang dipasang berderet sebelum pengeringan.
Budidaya
Belut Tahap II
Pada
budidaya belut tahap II, benih yang ditebar adalah hasil dari budidaya belut
tahap I, yaitu belut ukuran 15 cm dengan padat penebaran 25 ekor/m2. Untuk
membantu pertumbuhan, perlu diberikan pakan tambahan berupa cacing tanah,
bekicot, atau sisa-sisa dapur. Setelah dua bulan, belut sudah berukuran 25 – 20
cm. Belut ukuran ini siap untuk dikonsumsi, selain itu juga paling banyak
dicari konsumen.
Pakan
Pada Budidaya Belut Sawah
Budidaya
belut sawah dalam jangka waktu kurang dari 4 bulan tidak memerlukan pakan
tambahan karena belut sudah cukup memperoleh makanan dari media yang dibuat.
Tetapi untuk menjunjang pertumbuhannya, pemberian pakan tambahan seperti di
atas bisa dilakukan. Pemberiannya jangan berlebihan. Sampai saat ini belum ada
penelitian mengenai jenis, kuantitas, serta kualitas pakan belut sawah.
Panen
Belut
Panen
belut sawah dilakukan dengan mengambil lumpur media budidaya belut. Dengan
pengambilan lumpur, maka belut akan merasa terancam, dan menyingkir ketempa
lain yang lebih aman. Setelah lumpur habis maka belut sawah tinggal diambil
untuk dipindahkan ke wadah penampungan.
Budidaya belut sebenarnya
sangat mudah sekali tidak sesulit seperti budidaya ikan, baik sebagai ikan
peliharaan maupun sebagai ikan ternak. Permasalahan utama dalam budidaya belut
adalah terdapat pada masih sulitnya pengadaan benih atau penyediaan
bibit.
Kebutuhan ini bisa didapat langsung dari alam atau membeli
di tempat pembibitan. Untuk pembibitan belut secara buatan sampai sekarang
belum terdapat di Indonesia, sehingga penyediaan benih atau bibit secara
langsung masih tergantung pada keberadaan belut di alam.
Langkah-langkah
yang perlu diperhatikan dalam rangka budidaya belut adalah :
A. Persyaratan Lokasi Budidaya Belut
Secara
klimatologis belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik.
Ketinggian tempat budidaya belut dapat berada di dataran rendah sampai dataran
tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang
spesifik.
Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak
terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak atau
limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun.
Suhu
udara optimal untuk pertumbuhan belut yaitu berkisar antara 25-31°C.
Prinsipnya kondisi perairan adalah air harus bersih dan kaya
akan osigen terutama untuk bibit atau benih yang masih kecil yaitu ukuran 1-2
cm. Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut dewasa tidak memilih kualitas
air dan dapat hidup di air yang keruh.
B. Bahan yang diperlukan dalam budidaya belut
Sediakan
wadah yang kedap air yang terbuat dari bak beton, batu bata, bambu semen atau
ferrocement, drum atau bahan lain yang memungkinkan. Ukuran bak dapat bervariasi,
tergantung kebutuhan. Misalnya saja 2 x1 x 1 meter. Dalamnya bak yang baik
antara 0,8 – 1 meter, sedangkan minimumnya 0,60 meter.
Bahan
dan alat yang diperlukan adalah :
1.
Tanah yang berstruktur lumpur, persis seperti tanah sawah.
2. Jerami
3. Pelapah pisang
4. Bambu
5. Pupuk kandang (kuda, sapi, kerbau, dsb.)
6. Air
7. Cangkul, parang,
2. Jerami
3. Pelapah pisang
4. Bambu
5. Pupuk kandang (kuda, sapi, kerbau, dsb.)
6. Air
7. Cangkul, parang,
C. Media Budidaya belut
Mula-mula dasar bak diisi tanah
lumpur setebal 10 cm, kemudian di atasnya ditaruh jerami yang sudah lapuk
setebal 10 cm. Lapisan selanjutnya adalah pelepah pohon pisang yang sudah layu
dipotong-potong setebal 10 cm. Kemudian diberi pupuk kandang setebal 10 cm
sebagai lapisan ketiga. Pupuk yang dipakai sebaiknya yang sudah jadi. Taburkan
lagi di atasnya tanah lumpur setebal 5 cm secara merata. Lapisan paling atas
dibentuk miring, sehingga bagian yang terendam air hanya 2/3 bagian saja.
Bagian yang tidak terendam air adalah tempat bertelur belut. Ketebalan lapisan
keseluruhan sebaiknya 50-60 cm.
D. Kolam Budidaya belut
Kolam budidaya belut tidak perlu luas. Cukup dibangun antara
10-20 meter persegi saja. Sebelum kolam dipergunakan, dasar-dasar tepian kolam
sebaiknya dicangkul dulu selebar satu meter dari pematang agar nantinya mudah
membentuk lumpur. Perlumpuran akan mempermudah belut mengali lubang perkawinan.
Tapi sebelum peternakan ini diairi, terlebih dahulu harus diberi pupuk kandang
yang telah matang sebanyak 30 kg untuk kolam seluas 10 meter persegi.
Sebelum air dimasukkan, saluran pemasukan air diamankan
terlebih dahulu dengan diberi saringan yang kedap guna menghindari kepergian
belut dari kolam. Air dialirkan sampai kedalaman 20 cm di bagian terdalam, dan
15 cm di bagian terdangkal. Sehingga wujud kolam seperti sawah. Lumpur yang
harus dibentuk, paling dangkal 15 cm atau lebih, karena dalam masa perkawinan
belut jantan suka menggali lubang 10 cm ke bawah lalu membengkok lurus datar,
selanjutnya kembali ke atas. Lubang perkawinan ini akan berbentuk huruf “U”.
Pastikan air yang menggenangi kolam selalu dalam keadaan mengalir.
Gunakanlah air tawar yang tidak mengandung soda (bekas
sabun, deterjen), tidak mengandung racun (pestisida) atau minyak. Contohnya air
sungai, air ledeng, dan air sisa dapur yang tidak mengandung sabun.
Budidaya Ternak Belut Cara Modern
Terbaru
Budidaya Ternak Belut Cara Modern Terbaru. Belut
sudah lama menjadi tren kuliner di berbagai resto modern. Bahkan di Singapura
dan Jepang belut sangat diburu oleh konsumen. Selain mempunyai protein tinggi,
belut mengandung omega yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan otak.
Budidaya Ternak belut sebenarnya tidak terlalu sulit.
Waktu panennya juga bisa dipersingkat dari 7 bulan menjadi 4 bulan, tergantung
pada penanganan pakan dan media. Secara ringkas, teknis budidaya dan pemeliharaan belut hanya memerlukan perhatian
pada memilih lokasi budidaya, pembuatan kolam, media
pemeliharaan, memilih benih,penetasan, pakan serta hama.
Kolam Budidaya Ternak Belut
Kolam budidaya ternak belut terbagi menjadi 4 yaitu :
1.
Kolam pemijahan : berfungsi untuk
mengawinkan induk belut yang sudah
terpilih.
2.
Kolam pendederan : berfungsi untuk
menampung dan membiakkan benih belut yang
berukuran 1-2 cm.
3.
Kolam belut remaja : berfungsi
untuk menampung dan membiakkan belut yang berukuran 3-5 cm.
4.
Kolam belut konsumsi : terbagi
menjadi 2 tahapan yang masing – masing tahapan membutuhkan waktu 2 bulan. Tahap
pertama pemeliharaan belut dari ukuran 5-8 cm menjadi ukuran 15-20 cm. Tahap
kedua pemeliharaan belut dari ukuran 15-20 cm menjadi 30-40 cm.
Bangunan Kolam Budidaya Ternak Belut
Bangunan jenis-jenis kolam Ternak belut secara
umum relatif sama, hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung
belut itu sendiri.
1.
Ukuran kolam induk kapasitasnya 6
ekor/m2. Untuk kolam pendederan (ukuran
belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m 2. Untuk kolam belut remaja (ukuran
2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m 2 . Dan untuk kolam belut konsumsi tahap
pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m 2. Untuk kolam belut konsumsi
tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m 2, hingga panjang belut
pemanenan kelak berukuran 3-50 cm.
2.
Pembuatan kolam belut sebaiknya dengan bak dinding yang
disemen tapi dasar kolam dibiarkan tanah tanpa diplester.
3.
Media dasar kolam terdiri dari
bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya
kolam yang masih kosong lapisan pertamanya diberi sekam padi setebal 10 cm,
diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi
ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah
tumpukan-tumpukan bahan organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30
cm), barulah air dialirkan ke dalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi
50 cm (bahan organik + air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai,
tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah. Setelah itu belut-belut dilepaskan ke
dalam kolam.
·
Baca Juga: Budidaya Ternak Ayam Bangkok Peluang dan Resikonya
·
Baca Juga: Potensi dan Analisa Bisnis Kerajinan Bambu
Pemijahan dalam Budidaya Ternak Belut
1.
Biasanya belut yang dipijahkan adalah
belut betina berukuran ± 30 cm dan belut jantan berukuran ± 40 cm.
2.
Untuk kolam seluas 1 m2 diisi satu set
indukan (1 ekor jantan dan 2 ekor betina). Waktu pemijahan belut diperkirakan
berlangsung selama 10 hari setelah itu baru telur dari belut menetas. Telur
akan menetas dan dalam waktu 5-8 hari dan belut berukuran 1,5 – 2,5 cm. Dengan
ukuran tersebut, bibit belut diangkat dan ditempatkan pada kolam pendederan
untuk untuk di pelihara selama 1 bulan untuk mencapai ukuran 5-8 cm.
Penyiapan Budidaya Ternak Belut
1. Bibit
belut yang layak dan siap dipelihara adalah bibit yang sudah berukuran 5-8 cm.
Biasanya sudah berumur sekitar 4 bulan, melalui 2 tahap dengan masing –masing
tahapan selama 2 bulan.
2. Bibit
bisa diperoleh dari bak / kolam pembibitan yang telah atau bisa juga bibit
diperoleh dari peternak pembibit yang lain.
3. Perlakuan
dan perawatan bibit, dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam
pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan
secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Caranya dengan pengairan yang
bersih, lebih baik lagi apabila bibit tersebut berada pada air yang mengalir.
Pemeliharaan dan Pembesaran dalam Budidaya Ternak Belut
1. Pemupukan
Gunakan
jerami yang sudah lapuk, berfungsi untuk membentuk pelumpuran yang subur dan
pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama
2. Pemberian Pakan
Bila
diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar
(belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali.
3. Pemeliharaan Kolam dan Tambak
Yang
perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada
gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun.
Demikian info singkat mengenai cara budidaya ternak belut.
Namun yang harus dipahami dalam bisnis ternak belut adalah pengalaman dalam
pemeliharaan seringkali akan lebih memberikan pengetahuan baru dibanding teori.
Selain itu, pastikan pasar dan sistem marketing yang
akan digunakan untuk memasarkan. Jangan sampai usaha ternak belum yang sudah
menyita waktu dan tenaga akan dibeli dengan murah oleh para tengkulak.
Sentra budidaya belut di
Indonesia berada di daerah Yogyakarta & di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya
baru merupakan tempat penampungan belut-belut tangkapan dari alam atau sebagai
pos penampungan.
Jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah
& belut kali/laut. Namun demikian jenis belut yg sering dijumpai adalah
jenis belut sawah.
·
Kualitas air utk pemeliharaan belut
harus bersih, tidak terkemudian keruh & tidak tercemar bahan-bahan kimia
beracun, & minyak/limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun.
·
Scr klimatologis ikan belut tidak
membutuhkan kondisi iklim & geografis yg spesifik. Ketinggian tempat budidaya
belut dpt berada di dataran rendah sampai dataran tinggi. Begitu
pula dgn kelembaban & curah hujan tidak ada batasan yg spesifik.
·
Pada prinsipnya kondisi perairan
adalah air yg harus bersih & kaya akan osigen terutama utk bibit/benih yg
masih kecil yaitu ukuran 1-2 cm. Sedangkan utk perkembangan selanjutnya belut
dewasa tidak memilih kualitas air & dpt hidup di air yg keruh.
Pedoman Teknis Budidaya Belut
1.
Penyiapan Sarana & Peralatan
· Perlu
diketahui bahwa jenis kolam budidaya belut harus
dibedakan antara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (utk benih
belut berukuran 1-2 cm), kolam belut remaja (utk belut ukuran 3-5 cm) &
kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yg masing-masing
dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu utk pemeliharaan belut ukuran 5-8 cm sampai
menjadi ukuran 15-20 cm & utk pemeliharan belut dgn ukuran 15-20 cm sampai
menjadi ukuran 30-40 cm.
· Pembuatan
kolam belut dgn bahan bak dinding tembok/disemen & dasar bak tidak perlu
diplester.
·
Peralatan lainnya berupa media dasar
kolam, sumber air yg sekemudian ada, alat penangkapan yg diperlukan, ember
plastik & peralatan-peralatan lainnya.
·
Media dasar kolam terdiri dari
bahan-bahan organik spt pupuk kandang, sekam padi & jerami padi. Caranya
kolam yg masih kosong utk lapisan pertama diberi sekam padi setebal 10 cm,
diatasnya ditimbun dgn pupuk kandang setebal 10 cm, kemudian diatasnya lagi
ditimbun dgn ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan
bahan organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), berulah air
dialirkan kedlm kolam scr perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik +
air). Dgn demikian media dasar kolam sdh selesai, tinggal media tersebut
dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah. Setelah itu
belut-belut diluncurkan ke dlm kolam.
Bangunan jenis-jenis kolam belut scr umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas & daya tampung belut itu sendiri.
Bangunan jenis-jenis kolam belut scr umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas & daya tampung belut itu sendiri.
Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m 2 . Utk kolam pendederan (ukuran belut
1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m 2 . Utk kolam belut remaja (ukuran 2-5
cm) daya tampungnya 250 ekor/m 2 . & utk kolam belut konsumsi tahap pertama
(ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m 2 . Serta kolam belut konsumsi tahap
kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m 2 , hingga panjang belut
pemanenan kelak berukuran 3-50 cm.
2.
Penyiapan Bibit Belut
1.
Menyiapkan Bibit Belut
·
Anak belut yg sdh siap dipelihara scr intensif adalah yg
berukuran 5-8 cm. Di pelihara selama 4 bulan dlm 2 tahapan dgn masing-masing
tahapannya selama 2 bulan.
·
Bibit dpt diperoleh dari bak/kolam pembibitan
atau dpt juga bibit diperoleh dari sarang-sarang bibit yg ada di alam.
·
Pemilihan bibit dpt diperoleh dari
kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya belut yg dipijahkan adalah belut
betina berukuran ± 30 cm & belut jantan berukuran ± 40 cm.
·
Pemijahan dilakukan di kolam
pemijahan dgn kapasitas satu ekor pejantan dgn dua ekor betina utk kolam seluas
1 m 2 . Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari baru telur-telur ikan
belut menetas. & setelah menetas umur 5-8 hari dgn ukuran anak belut berkisar
1,5–2,5 cm. Dlm ukuran ini belut segera diambil utk ditempatkan di kolam
pendederan calon benih/calon bibit. Anak belut dgn ukuran sedemikian tersebut
diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon bibit selama ± 1 (satu)
bulan sampai anak belut tersebut berukuran 5-8 cm. Dgn ukuran ini anak belut
sdh dpt diperlihara dlm kolam belut utk konsumsi selama dua bulan atau empat
bulan.
2.
Perlakuan & Perawatan Bibit
Belut
Dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dlm hal ini benih diperlakukan dgn secermat mungkin agar tidak bnyk yg hilang. Dgn perairan yg bersih & lebih baik lagi apabila di air yg mengalir.
Dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dlm hal ini benih diperlakukan dgn secermat mungkin agar tidak bnyk yg hilang. Dgn perairan yg bersih & lebih baik lagi apabila di air yg mengalir.
3.
Pemeliharaan Pembesaran
·
Pemupukan
Jerami yg sdh lapuk diperlukan utk membentuk pelumpuran yg subur & pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama.
Jerami yg sdh lapuk diperlukan utk membentuk pelumpuran yg subur & pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama.
·
Pemberian Vaksinasi
·
Pemeliharaan Kolam & Tambak
Yg perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar & dlm kolam tidak beracun.
Yg perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar & dlm kolam tidak beracun.
·
Pemberian Pakan
Bila diperlukan dpt diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung) yg diberikan setiap 10 hari sekali.
Bila diperlukan dpt diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung) yg diberikan setiap 10 hari sekali.
Hama & Penyakit Belut
Ada beberapa jenis hama dan penyakit yang sering meneyang
belut. Berikut adalahhama dan penyakit pada belut tersebut
1.
Hama Belut
·
Hama pada belut adalah binatang
tingkat tinggi yg langsung mengganggu kehidupan belut.
·
Di pekarangan, terutama yg ada di
perkotaan, hama yg sering menyerang hanya katak & kucing. Pemeliharaan
belut scr intensif tidak bnyk diserang hama.
·
Di alam bebas & di kolam
terbuka, hama yg sering menyerang belut antara lain: berang-berang, ular,
katak, burung, serangga, musang air & ikan gabus.
2.
Penyakit Belut
Penyakit yg umum menyerang adalah penyakit yg disebabkan oleh organisme tingkat rendah spt virus, bakteri, jamur, & protozoa yg berukuran kecil.
Panen Belut
Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :
Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :
·
Berupa benih/bibit yg dijual utk
diternak/dibudidayakan.
·
Berupa hasil akhir pemeliharaan
belut yg siap dijual utk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai dgn permintaan
pasar/konsumen). Cara Penangkapan belut sama spt menangkap ikan lainnya dgn
peralatan antara lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dgn pancing
atau kail & pengeringan air kolam shg belut tinggal diambil saja.
Budidaya belut tidak sesulit seperti
budidaya ikan, baik sebagai ikan peliharaan maupun sebagai ikan ternak. Masalah
penting dalam budidaya belut adalah terdapat pada masih sulitnya pengadaan
benih atau penyediaan bibit. Kebutuhan ini dapat diperoleh langsung dari alam
atau membeli di tempat pembibitan. Pembibitan belut secara buatan sampai
sekarang belum terdapat di Indonesia, sehingga penyediaan benih atau bibit
secara langsung masih tergantung pada keberadaan belut di alam.
Langkah-langkah
yang perlu dicermati dalam budidaya belut adalah:
A. Persyaratan Lokasi
1. Secara klimatologis belut tidak membutuhkan
kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya belut
dapat berada di dataran rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan
kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik.
2. Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus
bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan
minyak atau limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun.
3. Suhu udara optimal untuk pertumbuhan belut yaitu
berkisar antara 25-31°C.
4. Prinsipnya kondisi perairan adalah air harus
bersih dan kaya akan osigen terutama untuk bibit atau benih yang masih kecil
yaitu ukuran 1-2 cm. Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut dewasa
tidak memilih kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh.
B. Bahan yang diperlukan
Sediakan
wadah yang kedap air yang terbuat dari bak beton, batu bata, bambu semen atau
ferrocement, drum atau bahan lain yang memungkinkan. Ukuran bak dapat
bervariasi, tergantung kebutuhan. Misalnya saja 2 x1 x 1 meter. Dalamnya bak
yang baik antara 0,8 – 1 meter, sedangkan minimumnya 0,60 meter.
Bahan dan alat yang diperlukan adalah:
1.
Tanah yang berstruktur lumpur, persis seperti tanah sawah.
2. Jerami
3. Pelapah pisang
4. Bambu
5. Pupuk kandang (kuda, sapi, kerbau, dsb.)
6. Air
7. Cangkul, parang,
2. Jerami
3. Pelapah pisang
4. Bambu
5. Pupuk kandang (kuda, sapi, kerbau, dsb.)
6. Air
7. Cangkul, parang,
C. Media Budidaya
Mula-mula
dasar bak diisi tanah lumpur setebal 10 cm, kemudian di atasnya ditaruh jerami
yang sudah lapuk setebal 10 cm. Lapisan selanjutnya adalah pelepah pohon pisang
yang sudah layu dipotong-potong setebal 10 cm. Kemudian diberi pupuk kandang
setebal 10 cm sebagai lapisan ketiga. Pupuk yang dipakai sebaiknya yang sudah
jadi. Taburkan lagi di atasnya tanah lumpur setebal 5 cm secara merata. Lapisan
paling atas dibentuk miring, sehingga bagian yang terendam air hanya 2/3 bagian
saja. Bagian yang tidak terendam air adalah tempat bertelur belut. Ketebalan
lapisan keseluruhan sebaiknya 50-60 cm.
Skema
kolam budidaya belut dapat dilihat sebagai berikut:
D. Kolam Budidaya
Kolam
budidaya belut tidak perlu luas. Cukup dibangun antara 10-20 meter persegi
saja. Sebelum kolam dipergunakan, dasar-dasar tepian kolam sebaiknya dicangkul
dulu selebar satu meter dari pematang agar nantinya mudah membentuk lumpur.
Perlumpuran akan mempermudah belut mengali lubang perkawinan. Tapi sebelum peternakan
ini diairi, terlebih dahulu harus diberi pupuk kandang yang telah matang
sebanyak 30 kg untuk kolam seluas 10 meter persegi.
Sebelum
air dimasukkan, saluran pemasukan air diamankan terlebih dahulu dengan diberi
saringan yang kedap guna menghindari kepergian belut dari kolam. Air dialirkan
sampai kedalaman 20 cm di bagian terdalam, dan 15 cm di bagian terdangkal.
Sehingga wujud kolam seperti sawah. Lumpur yang harus dibentuk, paling dangkal
15 cm atau lebih, karena dalam masa perkawinan belut jantan suka menggali
lubang 10 cm ke bawah lalu membengkok lurus datar, selanjutnya kembali ke atas.
Lubang perkawinan ini akan berbentuk huruf “U”. Pastikan air yang menggenangi
kolam selalu dalam keadaan mengalir.
Gunakanlah air tawar yang tidak mengandung soda (bekas sabun, deterjen), tidak mengandung racun (pestisida) atau minyak. Contohnya air sungai, air ledeng, dan air sisa dapur yang tidak mengandung sabun.
Gunakanlah air tawar yang tidak mengandung soda (bekas sabun, deterjen), tidak mengandung racun (pestisida) atau minyak. Contohnya air sungai, air ledeng, dan air sisa dapur yang tidak mengandung sabun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar